SINOPSIS
CERPEN “SAKSI MATA”
Di ruang pengadilan saksi mata itu
datang tanpa mata. Dari lubang pada bekas tempat kedua matanya perlahan-lahan
dan terus-menerus mengucur darah yang berwarna sangat merah. Para pengunjung
pengadilan menjadi gempar dan berteriak-teriak dengan emosi meluap-luap
sementara para wartawan sibuk memotret Saksi Mata itu dari segala sudut,
membuat suasana semakin panas. Bapak Hakim yang Mulia segera sadar dan
mengetuk-ngetukkan palunya. Dengan sisa wibawanya ia berhasil menenangkan hadirin,
dan bisa memulai untuk menginterogasi
saksi tanpa mata tersebut.
Saksi mata tanpa mata itu mengaku
bahwa matanya buta karena diambil dengan sendok oleh sekawanan ninja. Hadirin
yang hadir di ruang pengadilan pun mulai riuh kembali. Lagi-lagi Bapak Hakim
mengetukkan palu supaya keadaan menjadi tenang, lalu melanjutkan pertanyaannya.
Bapak Hakim heran mengapa saksi mata tanpa mata itu diam saja dan tidak
melawan. Darah yang keluar dari matanya terus mengalir memenuhi ruangan dan
luber sampai ke halaman.
Saksi mata tanpa mata itu menjawab
dengan polos, bahwa sekawanan ninja yang berjumlah sekitar lima orang itu
mengambil matanya ketika ia tidur, jadi pada kesimpulannya ia mengalami
kejadian itu dalam mimpi. Orang-orang tertawa, Hakim mengetuk lagi dengan
marah, sembari berkata bahwa ruang pengadilan bukanlah panggung srimulat.
Bapak Hakim ragu akan pernyataan
yang diberikan saksi mata tanpa mata itu, karena tidak masuk akal dan absurd,
tetapi ia tetap bersikeras bahwa kejadian keji itu terjadi di dalam mimpi.
Bapak Hakim berpikir bahwa saksi
mata yang tidak mempunyai mata berhak untuk bersaksi karena ingatannya tidak
terbawa oleh matanya. Lalu Bapak Hakim pun berkata pada saksi mata tanpa mata
tersebut bahwa meskipun banyak saksi mata, tidak ada satu pun yang bersedia
menjadi saksi di pengadilan kecuali ia. Ruang pengadilan menjadi gemuruh, semua
bertepuk tangan termasuk Jaksa dan Pembela. Beberapa orang mulai meneriakkan
yel. Dan Bapak Hakim memberi teguran sekaligus pesan bahwa jangan berkampanye
di ruang pengadilan.
Dalam perjalanan pulang, Bapak Hakim
mulai memuji saksi mata tanpa mata itu kepada sopirnya, dengan menghilangkan
rasa bersalah ia pun menanggapi pembicaraan dengan berkata bahwa keadilan tidak
buta.
SINOPSIS
CERPEN “TELINGA”
Juru
cerita pun menceritakan sebuah cerita tentang kekejaman pada Alina, yang
berjudul telinga. Diceritakan ada seorang gadis yang bernama Dewi, ia memiliki
seorang kekasih yang sedang bertugas di medan perang. Suatu hari ia menerima
sebuah kiriman yang berisi sepotong telinga manusia yang masih segar dan
berlumur darah. Terlampir juga sebuah surat yang intinya bahwa telinga itu
diberikan sebagai kenang-kenangan dari medan perang dan tanda rindu. Telinga
itu adalah milik seseorang yang dicurigai sebagai mata-mata, dan pekerjaan
memotong telinga memang sudah biasa dilakukan di medan perang bahkan dijadikan
sebagai hiburan dikala sedang bosan.
Lantas
Dewi menggantung telinga tersebut di ruang tamu. Walau sudah berhari-hari
telinga itu masih mengeluarkan darah hingga setiap pagi Dewi harus mengepel
lantai. Bahkan, kadang Dewi merasa kalau telinga tersebut bergerak-gerak
sendiri sehingga dia berkesimpulan karena telinga seorang mata-mata jadi
sukanya menguping.
Dewi
menulis surat kepada kekasihnya dan memberitahukan bahwa kirimannya sudah
sampai, ia juga mengatakan bahwa ia sangat menyukai kiriman telinga tersebut.
Di akhir surat ia bertanya pada kekasihnya. Bagaimanakah caranya orang-orang
yang telah dipotong telinganya itu tidak mendengar suara-suara?
Setelah
itu hampir setiap hari Dewi menerima kiriman telinga segar dari pacarnya yang
jumlahnya dapat mencapai lebih dari 50 buah. Karena jumlahnya yang sudah tidak
muat digantung diberbagai sudut rumah dan dijadikan perhiasan, akhirnya ia
bagi-bagikan ke tetangga dan teman-temannya.
Untuk
kedua kalinya Dewi menulis surat untuk kekasihnya yang berada di medan perang.
Dewi khawatir kalau-kalau pekerjaan memotong telinga sudah tidak bisa menghibur
hati kekasihnya. Dan di akhir surat lagi-lagi ia bertanya, kenapa begitu banyak
orang yang pantas dicurigai?
Nun
di medan perang pacar Dewi sibuk membantai orang. Dari sebuah kubu
perlindungan, pacar Dewi menulis surat balasan yang isinya menjawab semua
pertanyaan Dewi tentang bagiamana caranya agar orang-orang yang telah dipotong
telinganya tidak mendengar suara-suara. Ia menjawab bahwa ia dan kawan-kawannya
pun tidak mengetahuinya sehingga mereka sepakat untuk sekalian saja memenggal
kepala orang-orang yang dicurigai. Bahkan ia juga menwari Dewi kepala-kepala tersebut
untuk kenang-kenangan.
Setelah
juru bicara selesai bercerita, Alina pun berkata bahwa kekasihnya Dewi sangat
kejam, tetapi si juru bicara menjawab meskipun begitu banyak orang yang
menganggapnya pahlawan.
Keunggulan
cerpen:
Banyak
pesan moral yang terkandung dalam cerpen ini. Menggambarkan para aparat yang
melakukan pekerjaan tidak manusiawi seperti memenggal kepala dan memotong
telinga orang-orang yang belum tentu bersalah. Cerita pendek yang mengangkat
kisah langka yakni kekejaman. Sesuai realita yang terjadi pada saat peristiwa
di Dili pada tahun 1991.
Keunggulan
lainnya yaitu pengarang terinspirasi dari laporan di Jakarta yang berisi bahwa
Gubernur Timor – Timur pada masa itu (1991) menerima empat pemuda di kantornya,
dan dua dari empat pemuda itu, telinganya sudah terpotong.
Kekurangan
cerpen:
Kekurangannya yang terlihat dari
cerpen bagi pembaca adalah harus focus dalam membaca serta memahami maksud dari
cerpen tersebut karena jika tidak begitu maka kita malah akan terfokus pada
bagian-bagian sadis dan kejamnya saja, dan mungkin bagi pembaca yang tidak kuat
membayangkan kejadian yang terjadi akan mual-mual karena penyajian kata-kata
sadis yang terlalu vulgar.
SINOPSIS
CERPEN “MANUEL”
Cerita ini mengisahkan seorang pria
bernama Manuel yang bertemu dengan seorang intel di sebuah bar, tetapi ia tidak mengetahui
identitas asli dari orang yang ia ajak bicara. Manuel menceritakan semua
pengalaman hidupnya dengan setengah sadar karena mabuk kepada intel tersebut sampai akhirnya ia ditangkap karena
memang ia adalah seorang buronan.
Namanya
Manuel, kulitnya hitam, rambutnya lusuh, keriting, dan agak kemerah-merahan.
Seorang pria yang sejak umur 5 tahun terpisah dari Ibu dan adiknya yang masih
bayi karena penyerbuan dan pemboman yang terjadi di desanya. Ayahnya meninggal
karena dibunuh oleh teman-temannya sendiri yang kata orang bahwa teman-teman
ayahnya adalah pengkhianat.
Ia
mengaku hidup di hutan hingga umurnya menginjak 17 tahun. Selama hidupnya ia selalu
dihantui oleh bayang-bayang kematian. Hidup di hutan bergerombol dengan yang
lain yang kebanyakan adalah anak yatim piatu membentuk suatu kelompok
pemberontak. Saat ia kembali ke kotanya dulu semuanya telah berubah, penuh
dengan pasukan asing, banyak mata-mata berkeliaran yang mencurigai segala gerak-geriknya.
Intel
itu berpikir bahwa hidup yang dialami Manuel dipenuhi oleh penderitaan, lihat
saja penampilannya yang terlihat seperti orang berumur 30-an padahal umur
aslinya 21 tahun. Manuel adalah seorang yang tabah, dan pemberontak yang tabah.
Sepanjang intel itu bekerja sebagai intel ia tidak pernah menemukan pemberontak
seperti Manuel, biasanya seorang pemberontak itu berbahaya. Intel tersebut
merasa bahwa dalam menjalankan misinya malam ini ia kurang berhati-hati mungkin
karena mereka sama-sama dalam keadaan kesepian.
Perjuangan,
begitulah, toh tetap harus dilakukan dalam kesendirian.
Kelebihan:
Dalam
kumpulan cerpen ini memang semua cerpen bertema sama yaitu mengenai konflik
yang terjadi di Timor - Timur. Cerpen yang berjudul Manuel sendiri juga penuh
dengan makna. Menceritakan kisah seseorang yang sedari kecil harus hidup dalam
keadaan mengungsi karena tinggal disuatu wilayah yang berkonflik pelik ditambah
lagi dengan kehilangan semua keluarganya karena sebuah peperangan. Hidup
terlunta-lunta sendiri hingga dewasa. Pengarang mampu menyajikan cerita
laki-laki sebatang kara yang hidup sebagai pemberontak karena terdesak oleh
keadaan.
Kekurangan:
Penggunaan kata yang membuat tubuh
bergidik ngeri ditemukan dalam penggalan dialog seperti berikut ini “…Nenekku, kau tahu, nenekku yang sudah
berumur 74 tahun diiris kulit pipinya dan disuruh makan kuli pipi itu mentah…..”
seperti biasa pengarang selalu secara blak-blakan
dalam mengungkapkan kesadisan sebuah penyiksaan oleh para aparat terhadap
penduduk lokal. Lalu, pada pengetikkan juga terdapat kesalahan pada
penggabungan dua buah kata, seperti “kautahu”
yang seharusnya dipisah.
Ada kata-kata seperti merendahkan
seperti dalam kutipan berikut ini “Namanya
Manuel, kulitnya hitam, rambutnya lusuh, keriting, dan agak kemerah-merahan.”
SINOPSIS
CERPAN “MARIA”
Sudah
setahun Maria menunggu anak laki-laki bungsunya, Antonio. Sudah setahun juga Maria
membiarkan pintu pagar, pintu rumah, dan jendela-jendela terbuka agak lebih
lama setiap senja, karena barangkali saja akan kelihatan olehnya Antonio
berjalan pulang dan memeluknya sembari berseru “Mama!”
Betapa
Maria merindukan Antonio, Antonio yang hanya tahu bergitar dan berdansa, anak
bungsunya yang tampan, dengan suaranya yang halus dan matanya penuh kasih
sayang. Maria telah kehilangan suaminya Gregorio yang perkasa, kata orang ia
telah mati dan tubuhnya telah hancur berkeping-keping. Maria juga telah
kehilangan Ricardo, anak sulungnya yang bersumpah akan membalas dendam atas
kematian ayahnya. Kata orang juga ia telah menjadi mesin perang yang sangat
kejam, Ricardo telah menjadi penyiksa.
Kehilangan
Gregorio menghancurkan hatinya, kepergian Ricardo mematikan jiwanya, dan
kehilangan Antonio mengacaukan kerja otaknya.
Pintu
masih terbuka. Diluar Maria melihat tentara berbaris-baris, sudah
bertahun-tahun mereka berbaris seperti itu. Pintu pagar belum ditutupnya meski
hari sudah gelap. Tiba-tiba saja sesosok tubuh itu sudah berdiri dihadapannya
yang langsung berlutut dan memeluknya.
Antonio
telah kembali, tetapi Maria tidak mengenalnya. Kepalanya penuh pitak seperti
hutan gundul, dengan cukuran yang tidak teratur. Matanya yang sebelah kiri
tertutup. Wajahnya penuh dengan bekas luka. Coder diagonal dari kanan ke kiri,
dari kiri ke kanan. Ia tidak bertelinga. Hidungnya seperti pindah dari
tempatnya semula. Mulutnya mencong dan gigi depannya ompong. Bajunya lusuh,
tidak bersandal, dan segenap kuku jari-jari kaki dan tangannya nampak telah
dicabut paksa. Ia sangat kurus dan kering.
Maria
langsung mengusir pemuda rongsokan tersebut yang aslinya adalah anaknya
sendiri, Antonio, sambil berteriak-teriak tidak terima. Antonio menghela napas
panjang, mimpi-mimpinya selama 365 malam terhapus dalam 1 detik saja.
Sebelum
pergi ia berkata pada mamanya bahwa ia tidak tahu lagi tempat mana lagi yang
paling baik untuk kembali selain ke rumahnya. Ia berpikir barangkali memang
belum waktunya bagi mereka untuk merasa bahagia. Ia juga mengatakan bahwa
rupa-rupanya bumi ini memang sudah bukan rumahnya lagi.
Keunggulan:
Menurut
saya keunggulan dari cerpen yang berjudul Maria adalah tema yang diangkat dalam
kisah ini, yaitu kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bercerita tentang
kerinduan seorang ibu terhadap anaknya di tengah konflik. Menurut saya cerpen
ini memiliki daya tarik tersendiri dibanding cerpen yang terdapat kumpulan
cerpen ini, ada sesuatu hal setelah membaca cepren ini yaitu ikut merasakan
rasanya tidak diterima dan tidak diakui oleh keluarga karena perubahan fisik.
Kekurangan:
SINOPSIS
CERPEN “SALVADOR”
Pandangan mata orang-orang di
jalanan mengikuti mayat Salvador yang diseret perlahan-lahan oleh seekor kuda
dengan kepala tertunduk. Seorang serdadu duduk di atas kuda yang menyeret mayat
itu dengan tubuh dan kepala tegak karena mengenakan helm yang melindungi
wajahnya dari pasir beterbangan. Di belakang mayat itu seorang juru warta
menunggang kuda sambil membawa gong. Di belakang juru warta itu satu peleton
serdadu berkuda mengawal dengan langkah serempak.
Setelah berhenti diperempatan kota.
Juru warta itu memukul-mukul gongnya dan berkata sambil meneriakan pengumuman
bahwa inilah mayat Salvador, seorang maling ayam yang telah dihukum tembak
sampai mati dan mayatnya akan digantung di gerbang kota, dan peringatan bagi
orang-orang yang berani membangkang. Mereka biarkan para serdadu menggantung
mayat Salvador di atap gerbang kota yang dulu dibangun para penjajah. Mereka
pehatikan bagaimana pada dada Salvador digantungkan pamphlet lebar bertuliskan
MALING AYAM.
Sejarah telah menyapu kota yang terpencil
dan tandus itu dengan darah dan meskipun darah yang tumpah ke tanah gersang
cepat kering tapi tiada seorang pun melupakannya.
Menjelang fajar, seorang pengembara
tiba di gerbang kota itu menunggangi seekor keledai. Ia melihat mayat-mayat
serdadu bergeletakan dan komandan mereka digantung di gerbang kota itu. Di
leher komandan itu tergantung pemflet bertuliskan MALING AYAM.
Pada
tembok gerbang kota, ia membaca kata-kata yang ditulis dengan darah yang masih
basah:
Kuambil jenazah Salvador,
Pemimpin kami yang berani.
Aku, Carlos Santana,
Kini memimpin perjuangan.
Pengembara itu membalikkan keledainya berjalan mejauh,
tidak jadi memasuki kota sambil berbicara pada keledainya kalau ia tidak mau
terlibat.
Keunggulan:
Gaya
bahasa yang digunakan pada cerpen ini sangat kental. Jalan ceritanya pun
menarik yaitu seorang yang dihukum mati karena menjadi maling ayam, ini
menggambarkan penyimpangan hukum yang ada di Indonesia. Orang korupsi yang
mencuri uang rakyat hingga milyaran jumlahnya dihukum paling berat hanya lima
tahun sedangkan seorang maling ayam yang amatir bisa dihukum tidak sebanding
dengan kesalahannya yang hanya maling ayam yang harganya pun tidak seberapa,
belum lagi diadili oleh masa.
Kekurangan:
Tidak mudah dipahami oleh orang yang
memang kurang intensif membaca cerita-cerita yang berat, sehingga harus focus
dalam membaca.
SINOPSIS
CERPEN “ROSARIO”
Dokter muda itu masih tetap saja
memaksa Fernando untuk berterus terang mengatakan yang sesungguhnya mengenai
Rosario yang sudah ngendon diperutnya selama 20 bulan. Fernando masih
menundukkan kepala. Mulutnya bergerak-gerak dengan gemetar. Seluruh gambar
peristiwa yang dialaminya 20 bulan yang lalu itu sudah berkelebat dengan jernih
di benaknya, namun lidahnya tak jua bergerak.
Fernando melirik. Perutnya sakit
sekali, tapi hatinya lebih sakit lagi. Kesakitan seseorang yang telah terhina,
tersinggung, dan dilecehkan. Sempat terlintas di benaknya untuk menyuruh dokter
itu menelan stetoskopnya sendiri.
Fernando berusaha keras untuk
bicara, hingga akhirnya ia meneriakan kata “bayonet”, tetapi setelah itu ia
jatuh pingsan. Di rumah sakit, sambil memandang Fernando yang sedang diinfus,
dokter muda itu mencoba menghubung-hubungkan kata “bayonet” yang diucapkan
Fernando dengan keberadaan Rosario tersebut dalam perutnya. Ia tahu apa itu
bayonet, pisau panjang yang terletak di ujung senapan. Seorang serdadu akan
menggunakannya dalam pertarungan jarak dekat, ketika peluru habis atau tidak
smpat ditembakkan. Diam-diam dokter itu kagum, betapa seseorang bersedia
mengorbankan jiwa untuk pekerjaannya.
Ketika foto rontgen itu jadi,
mula-mula ia tak tahu bahwa benda-benda bulat itu adalah Rosario. Ia heran
mengapa benda tersebut bisa ditelan oleh Fernando. Kalau Fernando tidak bisa
menceritakannya mungkin ada orang lain bisa menjelaskan. Sekarang ia telah tahu
bahwa Fernando mempunyai keluarga tetapi tidak seberuntung yang dipikirkan.
Bapaknya hilang ketika rumahnya digerebek pada suatu malam, kakanya mati dalam
tahanan, adiknya pergi dari rumah masuk hutan, dan ibunya mati tertembak.
Rosario dalam perut Fernando masih
terbayang ketika dokter itu pulang berjalan kaki melewati kuburan. seorang
perawat kulit hitam yang menganjurkannya, ia berkata jika ingin memikirkan
tentang Rosario harus di kuburan yang sedang ia lewati. Dokter itu berpikir
keras, karena ia ingin mengetahui bagaimana Fernando menelan Rosario yang
rasanya tidak manis, tidak asin, dan juga tidak pahit. Lalu, ia juga penasaran
mengapa Fernando mengucapkan kata “bayonet”.
Sementara itu, dalam komanya,
Fernando pergi ke masa lalu, ketika seorang serdadu memaksanya menelan Rosario
di kuburan, dengan bayonet terhunus yang bersimbah darah.
“Kemerdekaan adalah impian yang
terkutuk.” Kata serdadu sambil menempelkan bayonet ke pipi Fernando. Dokter itu
memang sudah lupa, peristiwa itu pernah ada.
Keunggulan:
Bahasa
yang digunakan penuh isyarat terlihat dari penggambaran bahwa Fernando
mengalami trauma akan masa lalunya selain sakit yang dideritanya karena rosario
yang ada di dalam perutnya.
Kekurangan:
Konfliknya
kurang terlihat, harus memahami dengan betul untuk memahami inti dari cerita
tersebut.
SINOPSIS
CERPEN “LISTRIK”
Lebih dari 1500 tahu yang lalu,
bangsa Yunani kuno menemukan jenis batuan yang jika digosokan dapat menarik
partikel dan dari sinilah lahirlah istilah elektron. Pada abad XII, Otto von
Guericke menemukan generator elektrostatik yang merupakan arus listrik cepat
pertama. Pada tahun 1786, Luigi Galvani melalui penemuan-penemuannya telah
membuka pintu pada berbagai penemuan lain. Masih pada abad XVII, Dr. William
Watson membuktikan bahwa tubuh manusia bisa dilalui listrik.
Pada tahun 1993 listrik digunakan
untuk meyetrum Januario. Jeritannya terdengar mengoyak malam. Menerobos keluar
dari ruang interogasi, setiap kali dua jepitan itu bagai kepiting menancap
ketiaknya. Tahanan itu betul-betul menjadi tahanan dalam rumus R=E/I dimana
arus proton dan electron dengan tegangan 110 volt menggasak Januario
bertubi-tubi.
Meskipun telah disiksa sedemikian
rupa, Januario masih tetap saja bungkam. Ia masih ingat, banyak peristiwa yang
terjadi setelah ibunya mengiriminya surat dari tempat asalnya, yang isinya ia
dapat diterima di tim yunior FC Porto dan di tempat aslanya sedang terjadi
kudeta tetapi keluarganya baik-baik saja. Pada saat itu memang Januario tinggal
di Eropa bersama Paman Eusebio.
Januario
sudah lama melepaskan impiannya sebagai pemain sepak bola termahal di dunia.
Dalam usia 33, terlalu banyak peristiwa sudah dialaminya, yang membuat tidak
mungkin lagi mementingkan impian-impiannya sendiri. Sahabatnya, Alfredo, telah
lama tewas diumurnya yang masih 17 tahun ketika serdadu asing memberondongnya
dari belakang. Setahu kemudian sahabatnya lagi, Cornelio binasa kena pecahan
bom. Tinggallah Aflonso bersamanya, bergerak dalam organisasi klandestin di
dalam kota. Namun Aflonso mati tertembak saat umurnya 30 tahun. Dan kekasihnya,
Esterlina, diperkosa dan dianiaya oleh orang-orang yang menginginkan identitas
dan keberadaan dirinya.
Pemeriksaan tetap berlanjut sambil
diselingi dengan penyetruman tetapi sekali lagi ditekankan bahwa Januario tetap
saja enggan untuk mengatakan mengenai siapa yang menyuruhnya meminta suaka.
Keunggulan:
Kelebihan
dalam cerpen ini yaitu diawali dengan sebuah pengetahuan tentang penemuan
listrik yang digunakan sebagai pengantar oleh pengarang untuk masuk ke inti cerita.
Listrik ditulis setelah membaca
laporan Amnesti Internasional mengenai perlakuan yang diterima napol yang
terlibat Tragedi Dili.
Kekurangan:
Latar
tempat pada cerita kurang jelas, serta peran tokoh Dominggos yang tidak
diceritakan secara jelas.
SINOPSIS
CERPEN “PELAJARAN SEJARAH”
Pada jam pelajaran sejarah, Guru
Aflonso membawa murid-murid kelas VI ke tempat bersejarah itu. Aneh, pikirnya,
setiap kali datang ke tempat ini mereka terdiam. Padahal mereka adalah
kanak-kanak yang sungguh-sungguh nakal. Inilah kedua kalinya Guru Aflonso
membawa murid-muridnya ke pekuburan itu.
Guru Aflonso belum lupa peristiwa
itu. Bagaimana bisa lupa saat penembakan mereka dibagi dalam dua barisan. Kini
murid itu bertanya mengapa ada pelajaran sejarah yang harus diajarkan di luar
kelas. Guru Aflonso menghela napas. semua pertanyaan muridnya adalah pertanyaan
yang jujur, sebenarnya ia pun sudah punya jawaban di kepalanya, tapi yang
keluar dari mulutnya selalu lain.
Guru
Aflonso sudah lama memikirkannya, bagaimana caranya menceritakan semua itu
tanpa harus menjadi terlalu mengerikan. Tanpa cerita tentang darah yang
memerahkan aspal, tanoa cerita tentang kepalanya sendiri yang ditendang,
bajunya dicopot untuk mengikat tangan, dan kepalanya dipukul dengan popor
senjata sampai berdarah, sementara teman disampingnya dipukul dengan kayu yang
berpaku ujungnya. Guru Aflonso sudah lama mencari jalan bagaimana caranya
mengajarkan sejarah macam itu tanpa rasa amarah.
Guru
Aflonso sedang berpikir, bagaimana caranya menyampaikan pelajaran sejarah itu
sebaik-baiknya, ketika matahari semakin bertambah tinggi. Anak-anak menunggu,
sambil bertopang dagu, tapi mata mereka tidak lepas dari Guru Aflonso. Maka
Guru Aflonso pun berkisah.
Sebenarnya,
seluruh cerita Guru Aflonso itu sudah pernah mereka dengar, bahkan sudah hafal
di luar kepala, tapi kini mereka mengerti, itulah sejarah, yang tidak tertulis
dalam buku-buku pelajaran sejarah.
Keunggulan:
Keunggulannya
yaitu terletak pada amanat yang tersaji dalam cerpen ini, yaitu mengenai sebuah
sejarah yang sengaja disembunyikan oleh para petinggi untuk menutupi kebusukan
para aparat negara itu sendiri. Sejarah yang seharusnya diketahui oleh semua
masyarakat malah disembunyikan dan ditutup rapat-rapat.
Keunggulan:
Cerpen
yang berkisah tentang kebimbangan seorang guru dalam menceritakan kebenaran
sejarah yang begitu pahit tentang tempat tinggal mereka kepada murid-muridnya.
Sangat sarat makna dan di bagian akhir cerita kita akan menemukan kalimat yang
semakin membuka pemikiran kita terhadap cerpen ini dan menhubungkannya dengan
hal yang ada di dunia nyata “…itulah
sejarah, yang tidak tertulis dalam buku-buku pelajaran sejarah.” Mungkin
banyak sejarah penting yang tidak diketahui masyarakat, sengaja disembunyikan
karena akan merugikan aparat negara sendiri.
Kelemahan:
Kelemahan yang terdapat dalam cerpen
ini yaitu sama seperti cerpen yang lain, kefokusan dalam membaca harus
ditekankan.
SINOPSIS CERPEN “MISTERI KOTA NINGI”
(atawa The Invisible Christmas)
Cerpen ini mengisahkan tentang
pengawai sensus biasa yang menurutnya hidupnya tidak menarik sedikitpun. Kali
ini ia ditempatkan disebuah kota bernama Ningi, di sinilah ia menemukan sebuah
hal yang lain, berbeda dari kota-kota yang pernah ia singgahi. Di kota Ningi,
dari tahun ke tahun penduduknya makin lama makin berkurang, inilah satu
keanehan dari keanehan-keanehan yang ia temui selama tinggal di kota tersebut.
Pada hari pertama masuk kerja, ia
memasuki sebuah rumah dan menemukan satu hal ajaib. Ia hitung seisi rumah, ada
tujuh orang di sana tetapi ibu rumah menjawab bahwa aslinya ada depalan, sambil
tangannya menunjuk ke meja makan. Di sana dapat ia lihat ada nasi dan lauknya
serta ada garpu yang melayang-layang sendiri serta bunyi kerupuk yang sedang
dimakan.
Ibu itu berkata bahwa yang
melakukannya adalah Adelino, saudaranya yang ditangkap, diinterogasi, dan
dipukuli sampai mati. Ia keluar rumah itu dengan kepala pusing, lalu
cepat-cepat masuk lagi ke sebuah rumah lain mencoba melupakan kejadian di rumah
yang tadi. Tapi, begitulah, Ningi agajnya adalah sebuah kota yang betul-betul
ajaib. Disetiap rumah yang ia masuki selalu ada saja makhluk-makhluk yang tak
kelihatan. Dengan begitu bisa disebutkan, penduduk kota itu terdiri dari
orang-orang kelihatan dan tidak kelihatan. Orang-orang kota Ningi selalu
menyebut orang-rang yang tidak kelihatan itu sebagai “saudara kami” dengan
wajah dingin.
Bertahun-tahun tinggal di kota Ningi
membuatnya mejadi terbiasa dengan orang-orang yang tidak kelihatan, meski tak
pernah bisa memahami maknanya dengan tuntas. Dan dari tahun ke tahun
penduduknya semakin berkurang. 15 tahun hidup di kota itu membuat hidupnya
sungguh-sungguh kesepian. Siang hari bekerja menghitung orang, malam hari tidak
berani keluar rumah karena ada gerombolan bertopeng seperti ninja. Sebenarnya
tiak mungkin para ninja itu memasuki rumanya karena ia hanya seorang pendatang
dan selama ini gerombolan bertopeng itu hanya memasuki rumah penduduk asli
Ningi. Semuanya terjadi, sampai penduduk kota Ningi habis sama sekali.
Keunggulan:
Seperti
cerpen-cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen ini yang juga memiliki makna
tersirat. Menurut sumber yang saya peroleh, ide cerita cerpen ini memanfaatkan
sebuah statistic kependudukan kota Dili dan Timor-Timur yang ditengah
meledaknya pertumbuhan penduduk, ternyata jumlahnya secara misterius makin lama
semakin berkurang. Statistik itu termuat dalam penelitian George Junus
Aditjondro, seorang aktivis yang selalu mengemukakan fakta dengan akurat. Menurut
saya ide cerita yang diambil sangatlah kreatif sehingga cerpen ini sangat layak
untuk dibaca.
Sumber:
Sukarno,
Lukti. 2010. “Review Trilogi Insiden”. Diunduh pada laman: https://luckty.wordpress.com/2010/06/.
Tanggal 26 Juni 2014. Pukul 19.17 WIB.
Kelemahan:
Awal cerita kurang menarik
perhatian.
SINOPSIS
CERPEN “KLANDESTIN”
Cerpen ini menceritakan seseorang
yang sedang merasakan pertikaian dalam otaknya. Ia berpendapat bahwa sistem
adalah musuhnya. Dia berpikir bahwa sistem harus dilawan dengan sistem. Ia berpikir
saat menerima tawaran mata-mata suatu kaum pemberontak. Ia membuka tutup
gorong-gorong lalu disambut dengan kalungan bunga bangkai dituntun menuju
pimpinan melewati sebuah lorong yang gelap dan panjang.
Ia telah memasuki sebuah kota di
bawah tanah. Menurut pemandu yang menuntunnya sudah tiga generasi orang-orang
beranak pinak di sana. Ia melihat orang-orang mencetak selebaran dan
orang-orang berpidato diberbagai tempat dalam kerumunan. Banyak orang di sana,
orang-orang berseragam dengan wajah tegang sesekali membawa tawanan yang
berdarah-darah. Pemandu itupun berbisik bahwa mereka telah melakukan terror,
menculik orang-orang dari atas lewat gorong-gorong, dan memperlakukannya
sebagai budak dengan cara menelepon sambil tangannya menunjuk telepon umum
gratis tinggal putar, kalau mau mereka bisa muncul di mana saja, membunuh
seseorang, melempar granat, atau memasang bom, lantas menghilang kembali.
Alangkah rapuhnya kekuasaan di atas itu.
Benar-benar sebuah sistem yang
menhancurkan sistem pikirnya. Berjuta-juta orang mengebor di bawah tanah,
sebuah cara berperang yang baru. Siapa kawan siapa lawan. Terbayang dalam
benaknya sebuah kejadian yang mengerikan.
Tanpa ia sadari, ia melihat sebuah
baliho besar sepanjang dinding gua. Ia lihat gambar pemimpin mereka.
Samar-samar ia mengenalinya dan ternyata gambar itu adalah gambar pemandu tadi
yang menuntunnya. Ia mulai tersenyum dan mencari jalan keluar. Ia tidak perlu
komplotan, tidak juga bergabung dengan siapa pun, bahkan tidak memerlukan
sistem perlawanan yang paling canggih di dunia sekalipun. Ia menemukan jalan
keluar atas kegundahannya selama ini yaitu, ia tidak perlu menghancurkan sebuah
kota yang ia perlukan adalah membebaskan pikirannya—dari ideology yang paling
sempurna.
Keunggulan:
Mungkin
klandestin artinya manusia gorong-gorong, karena dalam cerpen ini settingnya di
gorong-gorong bawah tanah. Seperti kota yang berada di bawah kota persisnya.
Pengarang memasukkan makna yang tersembunyi secara rapi sehingga menarik untuk
dibaca. Mungkin jika saya simpulkan ceritanya adalah berkisah tentang seseorang
yang jenuh akan kehidupannya selama ini yang penuh dengan tirani, lalu ia
berinisiatif masuk ke dalam gorong-gorong atau kehidupan bawah tanah yang langsung
disambut dengan hangat oleh kaum mereka. Tetapi, karena banyak perbedaan dan
tidak sesuai dengan pemikirannya yang merdeka. Kediktatoran dan terorlah yang
menjadi ideologi di kehidupan gorong-gorong tesebut. Dengan begitu tokoh utama
tersebut mencoba keluar dengan seluruh kekuatannya. Cerita seperti ini sungguh
sangat menginspiratif saya untuk tidak kenal lelah dalam memeperjuangkan
kebenaran.
Kelemahan:
Cerpen ini
sulit untuk dipahami, dari segi kata dan penggunaan kiasan-kiasan yang terdapat
di dalamnya.
SINOPSIS
CERPEN “DARAH ITU MERAH JENDERAL”
Seorang jenderal pensiunan sedang
mengenang masa lalunya yang gemilang sambil bersantai di tepi kolam renang. Ia
merasa sudah tidak takut lagi ditembak, memang tiada alasan untuk takut
ditembak karena ia berada di rumahnya sendiri, rumah besar dengan tembok yang
dilengkapi kawat berduri dan tempelan pecahan kaca, serta satpam yang selalu
siap siaga berjaga.
Ia pernah masuk koran karena
menembak kaki maling, menurutnya hal tersebut tidak membanggakan sedikitpun.
Hidupnya memang habis di medan tempur. Sejak umur belasan tahun ia sudah ikut
bertempur dalam perang kemerdekaan sebelum akhirnya direkrut menjadi tentara.
Dalam suatu operasi penumpasan,
pasukannya dihajar bazooka dan kepalanya kena pecahan peluru. Setahun lamanya
ia dirawat. Tidak semua orang bisa menjadikan luka sebagai kebanggaan.
Pensiunan jenderal itu bangga dengan luka-luka yang didapatnya dari medan
pertempuran. Ia berpendapat menajdi tentara itu mulia, karena telah menyerahkan
nyawanya.
Tiba-tiba ia membuang Koran yang
sedang dibacanya. Ia memaki-maki isi berita yang tercantum dalam koran
tersebut. Ia berpikir apa yang mereka ketahui tentang risiko kehilangan nyawa
dan dikepung oleh musuh. Daerah yang ia dan kawan-kawan tentaranya rebut dengan
segala pengorbanan apakah harus diserahkan begitu saja?
Jenderal itu beranjak dan
menceburkan diri ke kolam renang untuk mendinginkan hatinya yang panas. Kini ia
berenang di bawah hujan deras, dalam hujan ia terkenang seribu satu pertempuran
yang telah diarunginya, apa boleh buat sejarah hidupnya adalah perjalan
mengarungi lautan darah.
Ia teringat presiden musuh yang ia
tawan, begitu kumuh dan lusuh penampilannya. Ia lupa berapa banyak jiwa telah
diterbangkannya ke langit. Aneh, baru sekarang ia sadar cukup banyak juga darah
ditumpahkannya lewar peluru, dinamit, mortir, granat dan bom. Celakanya yang
disebut musuh tak selalu tentara, tak selalu bersenjata, dan tak selalu orang
yang sedang memberontak, tapi sama berbahayanya, jadi harus disikat.
Keunggulan:
Cerpen
yang sarat akan sindiran ini disajikan dengan gaya yang tidak kaku dan tentu
saja berkualitas. Menceritakan seorang jendral pensiunan yang mengungkapkan
kebanggaannya sebagai seorang tentara, merasa
apa yang sudah dilakukannya dalam medan perjuangan melawan perlawananan
pemberontak adalah sebuah tindakan kepahlawanan.
Kelemahan:
Saya merasa
bingung dengan awal cerita, mungkin karena kurang memahami hubungan antara
judul dengan isi cerita.
SINOPSIS
CERPEN “SERULING KESUNYIAN”
Bercerita tentang seorang anak yang
teringat cerita ibunya mengenai kejadian penembakan dan saudara-saudaranya yang
hilang, tentang mimpi jeritan yang ibunya alami setiap malam. Jerit kesakitan
pilu yang keluar dari isakan ibu.
Ia duduk di atas kerbau sambil
maniup seruling. Angin menderu bersama waktu ketika kaerbaunya berhenti
mengunyah rumputan dan mengingatkannya akan ibunya yang telah jauh ketinggalan
di belakang zaman yang telah terlalu lama terpendam karena masih terus
bercerita tentang penembakan dan saudara-saudaranya yang hilang kepada setiapa
orang. Mencoba menceritakan bagaimanan terjadinya pembunuhan dan pembantaian
yang menewaskan berates-ratus orang tanpa penjelasan hanya tangisan ratapan dan
teriakan kesakitan yang disebarkan angin dan alang-alang yang tumbuh di
lapangan sepak bola yang sebenarnya kuburan tanpa nisan.
Ia menghentikan tiupan serulingnya
karena tiada lagi nada dalam hatinya, diletakkan seruling itu di atas batu pada
hamparan pasir putih di tepi sungai disuatu lembah di bulan dan bersama
kerbaunya ia tinggalkan waktu sambil berharap suatu ketika seruling itu
ditemukan kembali disuatu tempat entah dimana kelak pada masa lalunya supaya
suara tanpa bunyi itu yang menurut buku-buku tanpa huruf bernama kesunyian.
Keunggulan:
Keunggulan
dari cepren ini adalah penggunaan bahasa puitiknya, meskipun begitu pengarang
tidak meninggalkan unsur dasar dalam cerpen tersebut yaitu tema, tokoh, alur
dan sebagainya.
Kelemahan:
Bahasanya
sangat sulit dipahami sehingga membuat malas untuk membacanya hingga tuntas.
SINOPSIS
CERPEN “SALAZAR”
Menceritakan sebuah penantian
seorang adik terhadap kakak kandungnya yang bernama Salazar. Menunggu selama
dua minggu terakhir di café, dekat hotel murahan, disebuah lorong gelap di
Barcelona, tetapi tak bertemu juga. Salazar yang tinggal di negeri asing karena
sikapnya yang selalu menyatakan apa yang dipikirkannya, seorang pemuda yang
berkata-kata dengan jelas dan jujur tentang sikap hidupnya.
Selama dua minggu ini ia
bertanya-tanya. Bertanya-tanya tentang bagaimana Salazar hidup di negeri
barunya ini, apakah yang harus ia jawab ketika Salazar tentang keadaan
dikampung halamannya saat ini. Tetapi, itu hanya angannya saja karena sampai
saat ini Salazar tidak pernah menampakkan batang hidupnya di lorong gelap itu.
Ia masih setia menunggu di kafe tua,
dekat hotel murahan, disebuah lorong gelap di Barcelona. Menunggu kedatangan
Salazar dari Lisabon.
Keunggulan:
Menurut
sumber yang saya dapat cerpen ini dibuat setelah melihat peristiwa di Dili pada
tahun 1991 lalu. Inilah keunggulannya, cerpen yang dibuat langsung setelah
melihat suatu peristiwa yang sedang hangat terjadi. Berkisah tentang kerinduan
tentang seseorang yang terpisah dengan saudaranya yang pergi ke Lisabon ibukota
negara Portugal.
Kelemahan:
Penggambaran konflik kurang, tema
cerita hanya mengangkat kerinduan terhadap salah satu anggota keluarga.
NB:
saya rasa semua cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen saksi mata sangat
berkualitas. Pangarang mampu menggambarkan suasana mencekam, mengerikan, dan
sekaligus mengharukan. Dengan latar belakang peristiwa di Timor Timur pada
tahun 1991, pengarang seperti menguak kejadian yang sesungguhnya melalui nada
menyindir yang sangat kental. Sebenarnya saya sangat kesulitan dalam menilai segi
kelemahannya, karena dari ke-12 cerpen ini tidak mudah ditebak jalan ceritanya,
mengandung pesan tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar